Renungan Harian Hari Ini 1 Juli 2022, Bacaan Injil

Renungan Harian Hari Ini 1 Juli 2022, Bacaan Injil Matius 9:9-13

Bacaan I: Am. 8:4-6.9-12; Mazmur: 119:2.10.20.30.40; R:Mat. 4:4; PEKAN BIASA XIII (H) Harun, Imam Agung: St.Oliver Plunkett; St.Teodorikus;

Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu la berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.”

Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.

Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”

Yesus mendengarnya dan berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.

Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

.

renungan harian hari ini

.

Renungan Harian Hari Ini 1 Juli 2022, Bacaan Injil

Pujian syahdu nan agung yang tak dibarengi sikap berkeadilan dan belas kasih adalah ibadah kosong.

Nabi Amos dalam bacaan pertama mengecam keras praktik pengisapan terhadap orang kecil dan miskin lewat berbagai bentuk kecurangan dan manipulasi.

Orang kecil dan miskin seolah tidak punya martabat. Bagi mereka yang lebih kaya dan berkuasa, orang kecil dan miskin tak ubahnya seperti komoditas atau alat saja yang bisa dinilai dengan uang dan diperjualbelikan.

Karena kurangnya pengetahuan dan sumber daya, orang kecil dan miskin memang sering hanya diam saja ketika hak-hak mereka dirampas.

Amos menegaskan bahwa Allah akan menuntut keadilan terhadap mereka yang walau tampak saleh, agamis, dan rajin beribadah, namun dalam kenyataan gemar mencurangi serta menindas orang kecil dan miskin.

Seperti Matius, si pemungut cukai yang kaya dan berkuasa, kita pun diundang untuk bertobat dan mengikuti Yesus.

Jika selama ini kita tak memedulikan orang lemah dan miskin, kini saatnya untuk berubah. Yesus datang bukan untuk orang yang kuat dan sehat, tetapi untuk orang yang lemah dan sakit.

Tegas Yesus, “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan” (ay.13).

Artinya, ibadah dan persembahan indah kita di atas altar tidak akan berkenan kepada Allah bila tidak disertai dengan sikap belas kasih dan kepedulian terhadap yang lemah, sakit, dan miskin.

Iman tanpa perbuatan itu mati. Semakin kita banyak terlibat, semakin kita dapat mengikuti Yesus lebih dekat.

Iman itu berdampak sosial dan ekologis, menyatu dalam tindakan mengasihi sesama dan melindungi sesama ciptaan Tuhan, termasuk menjaga keutuhan lingkungan hidup kita.

.

Tuhan, semoga kami berani bertobat dengan semakin terlibat memperhatikan yang lemah dan miskin serta merawat lingkungan hidup kami dengan penuh cinta. Amin.

.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2022, OBOR Indonesia

Baca Juga (KLIK):

Ziarah Wisata Gua Maria di Jogjakarta dan Sekitarnya

.

.