Renungan Harian Hari Ini 11 Juli 2022, Bacaan Injil Matius 10:34-11:1
Bacaan I: Yes. 1:11-17; Mazmur: 50:8-9.16bo-17.21.23; R:23b; PEKAN BIASA XV-O PEKAN III Pw St.Benediktus, Abbas; (P) Sta.Olga (Helga); Martir-martir Vietnam;
Pada suatu hari, Yesus bersabda kepada kedua belas murid-Nya: “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.
Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.
Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.
Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.”
.

.
Renungan Harian Hari Ini 11 Juli 2022, Bacaan Injil
Sabda “Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang” (ay. 34) jangan ditafsirkan bahwa Yesus menganjurkan kekerasan.
Yang dimaksudkan Yesus ialah: karena la memperjuangkan kejujuran, kebenaran, dan keadilan, maka la akan menghadapi perlawanan dariĀ orang-orang yang selama ini menjadi pelaku korupsi, kebohongan, dan ketidakadilan.
Mereka terusik dan tidak nyaman lagi melakukan kejahatan.
Injil hari ini hendak menegaskan bahwa mengikuti Yesus itu adalah pilihan radikal, dalam arti menuntut totalitas dan tak bisa setengah-setengah.
Jalan mengikuti Yesus itu adalah jalan salib. Ini hanya bisa dilakoni bila orang telah memilih dan memeluk Yesus sebagai nilai tertinggi dalam hidupnya sehingga hal-hal lain sifatnya sekunder saja.
Jika demikian, maka seorang pengikut Kristus bahkan tak takut “kehilangan nyawanya karena Aku”, sebab “ia akan memperolehnya” (ay. 39).
la sanggup menanggung segala risiko dari pilihannya mengikuti Kristus. Hal ini tak mungkin dilakukan oleh orang yang
imannya masih setengah-setengah.
Contoh dari orang yang imannya masih setengah-setengah ialah orang yang melakukan kewajiban beribadah serta mempersembahkan korban di rumah Tuhan, tetapi di belakang ia terus melakukan kecurangan, korupsi, dan ketidakadilan.
Inilah yang dikritik keras oleh Nabi Yesaya dalam bacaan pertama. Yesaya menegaskan bahwa Allah tidak akan sekali-kali menerima doa dan persembahan orang semacam ini,
kecuali jika orang itu berhenti berbuat kejam dan jahat, lalu belajar berbuat baik serta membela hak-hak orang lemah seperti para anak yatim dan janda (ay. 17)
.
Ya Bapa, semoga kami semakin mengimani Yesus dan total mengikuti-Nya. Amin.
.
Sumber renungan: Ziarah Batin 2022, OBOR Indonesia
Baca Juga (KLIK):
.
.









