Renungan Harian Hari Ini 15 Desember 2022, Bacaan Injil

Renungan Harian Hari Ini 15 Desember 2022, Bacaan Injil Lukas 7:24-30

Bacaan I: Yes. 54:1-10; Mazmur: 30:2.4-6.11-12a.13b; R: 2a; PEKAN ADVEN III (U) B.Bonaventura dari Pistoia;

Yesus berbicara kepada orang banyak tentang Yohanes: “Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian indah dan yang hidup mewah, tempatnya di istana raja. Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih daripada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.

Aku berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorang pun yang lebih besar daripada Yohanes, namun yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar daripadanya.” Seluruh orang banyak yang mendengar perkataan-Nya, termasuk para pemungut cukai, mengakui kebenaran Allah, karena mereka telah memberi diri dibaptis oleh Yohanes. Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes.

.

renungan harian hari ini

.

Renungan Harian Hari Ini 15 Desember 2022, Bacaan Injil

Mengupayakan hal baik, mewujudkan keadilan, dan berbicara soal kebenaran tidaklah mudah. Melalui media online kita bisa melihat orang yang jujur, yang baik dan benar malah di-bully dan diserang habis-habisan. Herannya, atas nama agama mereka kerap kali menyingkirkan orang benar. Apa yang terjadi dalam kehidupan kita persis sama seperti yang dialami oleh Yohanes Pembaptis sebagai nabi yang ditolak oleh orang-orang Farisi dan ahli Taurat atas nama agama.

Yesus dengan keras memperingatkan orang-orang Farisi dan ahli Taurat bahwa orang berdosa dan pemungut cukai mengalami pertobatan ketika berjumpa dengan Yohanes. Mereka kemudian minta dibaptis sebagai tanda pertobatan. Orang banyak dan juga pemungut cukai mengakui kebenaran Allah dan minta diri dibaptis. Sedangkan, ahli Taurat dan orang Farisi malah menolak maksud Allah terhadap diri mereka. Artinya bahwa ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang paham akan Allah, tahu akan kebenaran malah menolak kebenaran itu sendiri.

Mereka dengan sengaja memisahkan diri dari kehendak Allah demi “kemapanan” status keagamaan mereka. Tidak heran kalau mereka menolak kebenaran Yohanes maupun Yesus sendiri. Menghayati kehadiran Allah dalam hidup tidak lain adalah menyerahkan diri pada kehendak-Nya dalam pertobatan menuju kebenaran. Terbuka pada seruan kenabian dari zaman ke zaman menjadi syarat sebuah perubahan.

Menjadi gagal untuk menerima kebenaran dan penyerahan diri kepada kehendak Allah kalau kita memiliki kepentingan diri demi sebuah kemapanan. Juga ketika kemapanan itu ada dan melalui hidup keagamaan. Ketika agama dan ayat dipakai untuk kepentingan politik dan kepentingan kelompok, maka tidak ada bedanya dengan kaum Farisi.

.

Bapa Yang Mahabaik, jagalah kami untuk senantiasa mendengarkan sabda Putra-Mu dalam membaca tanda-tanda zaman sehingga kami diubah karena kehendak-Nya. Amin.

.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2022, OBOR Indonesia

Baca Juga (KLIK):

Ziarah Wisata Gua Maria di Jogjakarta dan Sekitarnya

.

.