Renungan Harian Hari Ini 2 September 2022, Bacaan Injil Lukas 5:33-39
Bacaan I: 1Kor. 4:1-5; Mazmur: 37:3-4.5-6.27-28.39-40; R:39a; PEKAN BIASA XXII (H) B. Ludovikus Yosef Francois, Yohanes Gruyer, dan Petrus Renatus Raque;
Sekali peristiwa, orang-orang Farisi berkata kepada Yesus: “Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum.”
Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
la mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: “Tidak seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua.
Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari
yang baru itu.
Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur.
Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik.”
.

.
Renungan Harian Hari Ini 2 September 2022, Bacaan Injil
Persoalan terkait berpuasa atau tidak sering kali menjadi perdebatan yang tak ada akhirnya, seperti debat kusir. Kita terjebak dalam “keharusan untuk berpuasa”, namun lupa akan “mengapa berpuasa”.
Berpuasa pada dasarnya adalah sebuah tindakan konkret untuk mendekatkan diri pada Allah melalui aksi mati raga, menanggalkan pelbagai “keinginan daging”. Tujuannya adalah untuk mendekatkan diri pada Allah.
Sayangnya, keterjebakan kita dalam “keharusan berpuasa” itulah yang kerap kali menggoda untuk memfokuskan perhatian pada tindak puasanya dan bukan pada kedekatan hati dengan Allah.
Akibatnya, kegagalan dalam berpuasa kerap kali membawa pada rasa bersalah yang sangat besar dalam hati kita.
Injil hari ini mengundang kita untuk melihat dan merenungkan kembali makna berpuasa, yakni: kedekatan hati dengan Allah sebagaimana Allah “Sang Mempelai” sedang bersama-sama dengan teman-teman serta tamu undangannya.
Bahwasanya, kita berpuasa atau bermati raga mesti sampai pengalaman berjumpa dengan Allah atau sampai pada keyakinan yang teguh bahwa kita dirangkul dan diberkati oleh Allah dalam hidup ini.
.
Ya Allah, semoga melalui pelbagai tindakan dan bentuk puasa yang kami usahakan, senantiasa membawa dan menyadarkan kami untuk senantiasa dekat dengan-Mu. Amin.
.
Sumber renungan: Ziarah Batin 2022, OBOR Indonesia
Baca Juga (KLIK):
.
.









