Renungan Harian Hari Ini 25 Juli 2022, Bacaan Injil Matius 20:20-28
Bacaan I: 2Kor. 4:7-15; Mazmur: 126:1-2ab.2c-3.4-5.6; R: 5; PEKAN BIASA XVII Pesta St. Yakobus, Rasul (M);
Sekali peristiwa, menjelang kepergian Yesus ke Yerusalem, datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
Kata Yesus: Apa yang kau kehendaki?” Jawabnya: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.”
Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya “Kami dapat.”
Yesus berkata kepada mereka: “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.”
Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
.

.
Renungan Harian Hari Ini 25 Juli 2022, Bacaan Injil
Dalam birokrasi pemerintahan atau struktur kepemimpinan perusahaan, semakin tinggi posisi seseorang, maka semakin besar gaji yang akan diterimanya dan semakin banyak pula fasilitas atau kemudahan yang akan disediakan baginya.
Akan tetapi, logika seperti ini tidak terjadi dalam struktur organisasi dan kepemimpinan Gereja. Semakin tinggi posisi seseorang, semakin besar salib yang harus ia panggul sebab ia harus lebih banyak berkorban demi melayani umat.
Hal ini secara simbolis diungkapkan oleh Paus Fransiskus dengan mencium kaki para tahanan atau para pengungsi pada perayaan Kamis Putih.
Paus sebagai pimpinan tertinggi Gereja adalah hamba para hamba Tuhan (servus servorum Dei). Semakin tinggi, maka harus semakin merunduk.
‘Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat’ (2Kor. 4:7). Pernyataan Paulus ini mengungkapkan realitas kerapuhan manusiawi dari mereka yang dipanggil untuk melayani Tuhan.
St.Yakobus Rasul yang kita rayakan hari ini, bersama Yohannes saudaranya, telah mengikuti Yesus sedari awal.
Kendati demikian, mereka belum juga paham bahwa dalam logika Kristiani yang terbesar ialah yang melayani dan yang terkemuka ialah yang menjadi hamba (ay. 26-27).
Kiranya St. Yakobus tidak sendirian. Tak sedikit pimpinan Gereja atau organisasi Gerejani yang menerima rahmat panggilannya “dalam bejana tanah liat”. Godaan untuk mendapatkan perlakuan khusus selalu ada.
Teguran Yesus pada Yakobus juga berlaku bagi kita di zaman ini.
.
Tuhan bantulah kami agar selalu sadar diri bahwa kami dipanggil menjadi pemimpin pelayan, yang lebih ingin melayani daripada dilayani. Amin.
.
Sumber renungan: Ziarah Batin 2022, OBOR Indonesia
Baca Juga (KLIK):
.
.









