Renungan Harian Hari Ini 3 Juli 2022, Bacaan Injil Lukas 10:1-12.17-20 (singkat: 10:1-9)
Bacaan I: Yes. 66:10-14c; Mazmur: 66:1-3a4-5.6-7a.16.20; R:1; Bacaan II: Gal. 6:14-18; PEKAN BIASA XIV (H)- O PEKAN II Pesta St.Tomas, Rasul; St.Helidorus; St.Horst/Horestes;
Sekali peristiwa, Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya la mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.
Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya.
Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.
Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk kedalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu,
dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.”
.

.
Renungan Harian Hari Ini 3 Juli 2022, Bacaan Injil
Filsuf Yunani, Aristoteles, mengatakan, “Akar dari pendidikan itu pahit, tetapi buahnya manis.”
Nabi Yesaya melihat penderitaan dan kepahitan hidup yang dialami bangsa Israel pada masa pembuangan di Babilonia sebagai bagian dari didikan Allah.
Memang, dalam rangka pendidikan kadang Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya” (Ibr. 12:6).
Penderitaan dan kesulitan dalam hidup membuat orang berefleksi dan menarik hikmah darinya. Dengan kata lain, pengalaman pahit justru memicu orang untuk belajar dan berkembang.
la akan menjadi lebih matang dan bijak dalam hidup. Dalam arti inilah buah dari pendidikan dan hajaran itu manis.
Orang Israel yang setia kepada Allah akan dibebaskan dari pembuangan dan akan bersukacita serta bergirang di Yerusalem (ay.10).
Dengan mengutus tujuh puluh murid berdua-dua seperti anak domba ke tengah-tengah Serigala ” tanpa ” membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut” (ay.3-4), Yesus sedang mendidik atau menghajar murid-murid-Nya.
Yesus tidak pernah memanjakan para murid dengan kemudahan dan fasilitas.
Dalam kondisi keterbatasan, mereka sedang dilatih untuk tidak mengandalkan kekuatan sendiri entah itu harta, talenta, kedudukan, popularitas, dll-melainkan berani mempercayakan diri pada bantuan rahmat Allah semata.
Dalam menjalankan perutusan, mereka tak boleh bertumpu pada kecakapan manusiawi belaka, tetapi mengandalkan kuasa Allah.
Terbukti bahwa akhirnya “para murid itu kembali dengan gembira”, sambil bersaksi “bahkan setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu” (ay.17).
.
Ya Allah, tuntunlah kami menjadi utusan-utusan yang berani mewartakan kebenaran dan selalu mengandalkan Engkau. Amin.
.
Sumber renungan: Ziarah Batin 2022, OBOR Indonesia
Baca Juga (KLIK):
.
.









