Renungan Harian Hari Ini 4 April 2022, Bacaan Injil Yohanes 8:1-11
Bacaan I: Dan. 13:41c-62; Mazmur: 23:1-3a.3b-4.5.6; R:4ab; PEKAN PRAPASKAH V (U) St. Isidorus dr Sevilla; St. Benediktus Moor;
Sekali peristiwa, Yesus pergi ke bukit Zaitun. Dan pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya.
Ia duduk dan mengajar mereka.
Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus:
“Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian.
Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?”
Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya.
Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka:
“Barang siapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”
Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua.
Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya:
“Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?
Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.”
Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
.

.
Renungan Harian Hari Ini 4 April 2022, Bacaan Injil
Barang siapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu” (Yoh 8:7).
Perintah Yesus ini memberikan kita gambaran bahwa begitu besar kerahiman Tuhan kepada orang yang berdosa, sekaligus juga memunculkan pertanyaan:
Mengapa Yesus membela orang yang bersalah, padahal Yesus memahami aturan yang berlaku saat itu?
Kecenderungan kita ialah lebih mudah menghakimi daripada mencari tahu mengapa Daniel dan Yesus melakukan hal itu.
Dalam Kitab Daniel menjadi jelas bahwa perbuatan mereka itu melibatkan minimal dua orang, tetapi mengapa hanya satu yang diadili?
Inilah alasan mengapa Daniel memperjuangkan kebenaran, tanpa harus membenarkan apa yang telah diperbuat oleh perempuan itu.
Hal serupa juga dihadirkan oleh Yesus dalam kisah perempuan yang berzinah. Kisah ini mengajak kita untuk terus belajar menjadi manusia yang adil.
Mengasihi apa yang kita imani, berarti berani terlibat memperjuangkan keadilan dalam peziarahan hidup dan berani bersaksi tentang kasih Allah.
Kita bisa mulai dari keluarga kita untuk tidak mudah menyalahkan, tetapi mencari tahu mengapa itu dilakukan, barulah diarahkan.
Itulah kasih Tuhan sebenarnya, menyelamatkan banyak orang yang bertobat dan mau belajar.
.
Tuhan, buatlah kami berani menegakkan keadilan. Jangan biarkan kami hanya mencari kenyamanan dengan membiarkan ketidakadilan terjadi. Amin.
.
Sumber renungan: Ziarah Batin 2022, OBOR Indonesia
Baca Juga (KLIK):









