Renungan Harian Hari Ini 6 November 2022, Bacaan Injil Lukas 20:27-38
Bacaan I: 2Mak. 7:1-2.9-14; Mazmur: 17:1.5-6.8b.15; R:15b; Bacaan II: 2Tes, 2:16-3:5; O PEKAN IV PEKAN BIASA XXXII (H) St. Nuno Pereira; St. Leonardus dr Noblac;
Sekali peristiwa, datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: “Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak.
Akhirnya perempuan itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya. pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Jawab Yesus kepada mereka: “Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan.
Sebab mereka tidak dapat mati lagi, mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.
Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.”
.

.
Renungan Harian Hari Ini 6 November 2022, Bacaan Injil
Banyak orang yang mempunyai pandangan yang berbeda tentang kebangkitan. Kita, orang Katolik, dalam Syahadat Para Rasul terungkap iman kita akan kebangkitan: “Aku percaya akan kebangkitan badan.” Iman ini berlandaskan pada kebangkitan Yesus sendiri. Maka, iman kita ada karena ada kebangkitan, dan dengan adanya kebangkitan badan, kita percaya adanya kehidupan kekal.
Karena adanya kehidupan kekal, maka ajaran tentang hidup surgawi semakin relevan dengan iman kita. Bacaan pertama dari Kitab kedua Makabe, dengan sangat gamblang menceritakan tentang iman akan kebangkitan yang dihayati oleh seorang ibu dan ketujuh anaknya.
Keyakinan akan kebangkitan membuat mereka kuat dan berani menghadapi penganiayaan, bahkan ketika nyawa mereka harus dikorbankan; mereka dengan sukacita menghadapinya. Paulus dalam bacaan kedua mengingatkan jemaat Tesalonika supaya jangan sampai tercemar oleh ajaran sesat.
Paulus meminta mereka memegang teguh kebenaran iman akan Kristus yang bangkit. Dan dalam Injil, Yesus menegaskan kembali soal situasi surgawi di mana orang mengalami kebangkitan dan hidup dalam kebahagiaan kekal di surga, kata-Nya: “Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan.
Sebab mereka tidak dapat mati lagi, mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah karena mereka telah dibangkitkan” (Luk. 20: 34-36). Bagaimana dengan kita? Semoga iman kita akan kebangkitan Yesus memotivasi kita untuk menjadi murid-murid yang setia dan berani bersaksi di tengah dunia. Kita semua adalah saksi kebangkitan.
.
Ya Allah, jadikanlah kami saksi Yesus yang bangkit dalam hidup sehari-hari. Amin.
.
Sumber renungan: Ziarah Batin 2022, OBOR Indonesia
Baca Juga (KLIK):
.
.









