Renungan Harian Hari Ini 7 November 2022, Bacaan Injil Lukas 17:1-6
Bacaan I: Tit. 1:1-9; Mazmur: 24:1-2.3-4ab.5-6; R:6; PEKAN BIASA XXXII (H) St. Willibrordus; B. Maria Assumta Pallota; St. Ernestus; St. Herkulanus; B. Gratia dr Kotar;
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, daripada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia.
Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.” Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: “Tambahkanlah iman kami!” Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.”
.

.
Renungan Harian Hari Ini 7 November 2022, Bacaan Injil
Beberapa waktu yang lalu muncul orang-orang yang menyebut dirinya pemuka agama/pengajar agama, tetapi pekerjaannya tidak lebih hanya menjelek-jelekkan agama lain. Inilah model pemimpin agama yang ‘menyesatkan’, karena bukannya mengajak umat untuk saling menghargai, saling mengasihi dan saling mengampuni, tetapi sebaliknya dia berlaku seperti ‘kompor’ yang siap memanas-manasi umatnya untuk membenci penganut agama lain. Jelas ini bertolak belakang dengan hakikat agama mana pun.
Paulus melalui pesannya kepada Titus, mengingatkan kita untuk benar-benar memilih para penatua (pemuka agama) dengan kriteria/syarat yang ketat, yaitu orang-orang tak bercacat, yang hanya mempunyai satu istri, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah melainkan suka memberikan tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri, dll.
Paulus menekankan hal ini dengan sangat keras, karena seorang pemimpin harus bisa menjadi teladan dan panutan. Maka, menjadi sangat memprihatinkan dan sangat miris, kalau sekarang ini ditemukan banyak para pembicara/pengajar agama yang hari-hari hanya menjelekkan agama lain. Kita bisa menilai kualitas mereka seperti apa dan mau dibawa ke mana umat mereka? Nurani kita bisa menilai hal itu.
Dalam bacaan Injil, Yesus menegaskan kembali bahwa kita semua tanpa terkecuali dipanggil untuk menjadi seorang pribadi yang hidupnya tidak menyesatkan orang lain terutama yang lemah, melainkan menjadi berkat bagi sesama. Maka, jika ada saudara kita yang salah, tegurlah dia, jika dia menyesal, ampunilah dia.
Bahkan, jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau 7 kali sehari dan 7 kali ia kembali kepadamu dan berkata, “Aku menyesal,” engkau harus mengampuni dia. Apakah kita siap mengampuni sesama?
.
Ya Allah, bentuklah kami menjadi pribadi yang bijak, yang siap menjadi berkat bagi sesama tanpa memandang SARA. Dengan demikian, hidup kami menjadi sumber sukacita di mana pun kami berada. Amin.
.
Sumber renungan: Ziarah Batin 2022, OBOR Indonesia
Baca Juga (KLIK):
.
.









