Renungan Harian Hari Ini 8 Agustus 2022, Bacaan Injil Matius 17:22-27
Bacaan I: Yeh. 1:2-5.24-2:1a; Mazmur: 148:1-2.11-12ab. 12c-14a.14bcd; PEKAN BIASA XIX (P) Pw St.Dominikus; St.Siriakus, Largus dan Smaragdus, Mrt, St.Hormisdas;
Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga la akan dibangkitkan.”
Maka hati murid-murid-Nya itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: “Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?”
Jawabnya: “Memang membayar.” Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: “Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?”
Jawab Petrus: “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya: “Jadi bebaslah rakyatnya.
Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kau pancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya.
Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga.”
.

.
Renungan Harian Hari Ini 8 Agustus 2022, Bacaan Injil
Dalam Injil hari ini, Yesus membayar bea untuk rumah ibadat. Tindakan Yesus ini memang tampak biasa-biasa saja, karena hal yang sama juga dilakukan oleh orang lain.
Namun, jika direnungkan lebih dalam, ada hal yang istimewa dari tindakan Yesus tersebut. Bea atau pajak itu nantinya akan dipersembahkan kepada Allah. Yesus sebagai Allah seharusnya tidak perlu membayar pajak.
Akan tetapi, agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain, maka la menyuruh Petrus untuk menangkap ikan dan dari mulut ikan itu akan ada uang empat dirham yang dapat digunakan untuk membayar pajak.
Tanpa kita sadari, watak, kebiasaan, pola pikir, tingkah laku, dan perkataan kita bisa menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Oleh karena itu, sikap mau mawas diri agar kehadiran kita di tengah keluarga dan teman-teman tidak menyakiti, memojokkan, dan menghambat kemajuan serta perkembangan orang lain, menjadi sangat penting.
Mawas diri ini hanya akan terjadi jika kita memiliki kerendahan hati dan peduli dengan kehidupan orang lain.
Sebagai orang beriman, kita diajak untuk mampu menjadi berkat bagi sesama sehingga karena kebaikan itu orang lain bisa mengalami kebahagiaan dalam hidupnya.
.
Ya Bapa Yang Mahakasih, semoga dengan terang sabda-Mu kami semakin mampu mengelola dan menata hidup kami sebagaimana yang Engkau kehendaki, sehingga kami tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Amin.
.
Sumber renungan: Ziarah Batin 2022, OBOR Indonesia
Baca Juga (KLIK):
.
.









