Renungan Mingguan 24 November 2019

Sabda Tuhan Hari Ini 24 November 2019, Lukas 23:35-43

Doa: Tuhan Yesus, bukalah pintu hatiku. Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.

 

Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya, “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah.”

Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata, “Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Ada juga tulisan di atas kepala-Nya, “Inilah raja orang Yahudi”.

Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya, “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” Tetapi yang seorang menegor dia, katanya, “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.”

Lalu ia berkata, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”

 

RAJA

Hari ini Gereja merayakan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Perayaan ini ditetapkan oleh Paus Pius XI pada tahun 1925 pada setiap hari Minggu  terakhir bulan Oktober, menjelang  Hari Raya Semua Orang Kudus. Maksud utama perayaan ini sebagaimana tertuang dalam ensiklik “Quas Primas”, Paus sengaja melawan Atheisme dan Sekularisme pada masa itu dengan menampilkan Kristus sebagai yang lebih tinggi dan lebih berkuasa daripada segala kekuatan yang diunggulkan dunia ini.

Sejak tahun 1970 perayaan ini mengalami perubahan penekanan pada Kristus yang lebih bercorak eskatologis. Oleh karena itu, penempatan tanggalnya pun berubah, bukan lagi pada hari Minggu terakhir bulan Oktober, tetapi pada hari Minggu menjelang Hari Minggu I Adven. Jadi, jelas pula sebagai penutup Tahun Liturgi Gereja. Kristus adalah Alfa dan Omega.

Injil hari ini mengisahkan dua pihak yang memberikan pengakuan Yesus sebagai raja. Kelompok pertama adalah kelompok orang-orang terhormat, para pemimpin Yahudi, dan para prajurit. Mereka menyebut Yesus sebagai raja, dengan tujuan sebagai ejekan. Di atas salib-Nya pun tertulis “Inilah raja orang Yahudi”.

Sementara itu, pihak kedua adalah seorang penjahat yang disalibkan di sebelah Yesus. Ia dengan tulus mengakui Yesus sebagai raja, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Pilih orang terhormat, atau penjahat? Bukan itu pilihannya, tetapi pilihannya adalah mengakui Yesus Kristus adalah Raja atau bukan. Secara yuridis atau verbal, kita orang Katolik mengakui Yesus adalah Raja. Tetapi, apakah pengakuan itu terwujud dalam praksis hidup kita?

Hari ini Gereja mengakhiri Tahun Liturgi dengan mengakui Yesus Kristus Raja Semesta Alam yang berkuasa menentukan penghakiman terakhir kita. Ini menjadi bekal penyerahan diri dan pertobatan, untuk dengan tulus dan hati makin terbuka memasuki masa Adven minggu depan. Kita membuka hati pada tawaran karya penyelamatan Allah yang sebentar lagi dihadirkan di tengah kita. Semoga kita siap menyambut-Nya apabila Ia datang menyapa. Semoga kita peka kalau kedatangan-Nya dalam rupa yang tak kita duga sebagaimana dikisahkan dalam bacaan hari ini. (warindra)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here